(sumber gambar: freepik.com)
Mengirimkan naskah ke penerbit sering menjadi langkah paling mendebarkan bagi seorang penulis. Penulis merasa bangga karena karyanya akhirnya siap dibaca publik, tetapi juga cemas apakah penerbit akan menerimanya atau menolaknya. Banyak naskah gagal lolos bukan karena kualitas tulisannya yang buruk, melainkan karena penulis melakukan kesalahan kecil yang sebenarnya bisa mereka hindari. Untuk memperbesar peluang penerbit menerima tulisan, penulis perlu menghindari tujuh kesalahan umum berikut.
Kesalahan yang sering dilakukan Penulis
1. Mengabaikan Panduan Penerbit
Setiap penerbit biasanya memiliki aturan format naskah, mulai dari jenis font, ukuran huruf, hingga tata cara pengiriman. Banyak penulis justru mengabaikan aturan itu dan langsung mengirimkan naskah. Akibatnya, penerbit bisa menolak naskah tanpa membacanya. Untuk mencegah hal ini, penulis perlu mengunduh dan mengikuti panduan penerbit dengan teliti.
2. Mengirim Naskah yang Belum Rapi
Kesalahan ketik, kalimat berulang, atau naskah yang belum selesai sering membuat editor menghentikan bacaannya. Sebelum mengirim naskah, penulis perlu menyuntingnya sendiri, meminta teman untuk membaca ulang, atau menggunakan jasa proofreader.
3. Membuat Sinopsis yang Tidak Menarik
Banyak penulis hanya memusatkan perhatian pada naskah, sementara penerbit menilai sinopsis sebagai pintu pertama. Sinopsis yang bertele-tele atau datar sering membuat editor kehilangan minat. Karena itu, penulis perlu menulis ringkasan singkat, jelas, dan mampu memancing rasa penasaran para pembaca.
4. Tidak Menyesuaikan Genre dengan Penerbit
Mengirim novel fantasi ke penerbit yang hanya menerbitkan buku ilmiah tentu tidak menghasilkan apa-apa. Setiap penerbit menetapkan fokus berbeda. Karena itu, penulis perlu mencari penerbit yang sesuai dengan genre tulisan agar peluang naskah diterima lebih besar.
5. Mengirim ke Banyak Penerbit Sekaligus
Sebagian penulis mengira mereka bisa memperbesar peluang diterima dengan mengirim naskah ke banyak penerbit sekaligus. Namun, cara ini justru membuat berantakan dalam berkomunikasi. Lebih baik penulis memilih dua atau tiga penerbit yang paling relevan, lalu fokus menunggu hasilnya.
6. Menulis Email yang Tidak Profesional
Jika penulis mengirim email terlalu santai, tanpa subjek, atau tanpa salam pembuka, penulis meninggalkan kesan kurang serius. Penerbit menilai bukan hanya karya, tetapi juga sikap penulis. Karena itu, gunakan bahasa yang formal, perkenalkan diri secara singkat, dan lampirkan dokumen sesuai permintaan.
7. Tidak Sabar Menunggu Balasan
Banyak penulis merasa gelisah setelah mengirim naskah dan terus menghubungi penerbit dalam waktu singkat. Sikap ini justru membuat penerbit kurang nyaman. Penulis perlu memahami bahwa seleksi naskah bisa memakan waktu beberapa minggu hingga berbulan-bulan. Sambil menunggu, lebih baik penulis menulis karya baru.
Penutup
Mengirim naskah ke penerbit tidak hanya menuntut kualitas tulisan, tetapi juga kesiapan teknis dan sikap profesional. Dengan menghindari tujuh kesalahan tersebut, penulis bisa memperbesar peluang penerbit menerima dan menerbitkan naskahnya.