Pola pikir yang benar adalah mengetahui proses penulisan terlebih dahulu, baru kemudian mempelajari jenis-jenis tulisan. Oleh karena itu, tulisan ini tidak direkomendasikan sebelum penulis memahami proses sebuah penulisan yang baik dan benar. Klasifikasi soal tulisan sudah banyak dicetuskan dengan argumentasi dan sudut pandang yang berbeda-beda. Klasifikasi tulisan menurut Weaver terbagi menjadi empat bagian yaitu eksposisi, narasi, deskripsi, dan argumentasi. Klasifikasi induk Eksposisi adalah tulisan yang mengandung sejumlah pengetahuan dan informasi secara singkat, padat, akurat dan mudah dipahami. Narasi adalah tulisan yang terdiri dari rangkaian waktu atau kejadian, motif, konflik, sudut pandang dan pusat minat atau aksi. Deskripsi adalah tulisan yang menyampaikan ide utama dengan menggambarkan objek, tempat dan peristiwa dengan sangat rinci. Argumentasi adalah tulisan yang dipakai untuk membuktikan kebenaran suatu pendapat menggunakan data sebagai alasan. Empat klasifikasi di atas inilah yang menjadi dasar dari lahirnya sebuah tulisan penulis. Namun pertanyaanya, Bagaimana cara penulis mengimplementasikan empat klasifikasi tersebut menjadi sebuah tulisan yang paripurna? Untuk menjawab pertanyaan ini Bambang Trim dalam bukunya “Menulis Saja” memecahkan klasifikasi menjadi dua; klasifikasi induk dan turunan. Pemecahan ini bertujuan untuk memfokuskan tulisan penulis dari tujuan dan isi konten. Penulis biasanya memiliki dua alasan kenapa mereka harus menulis. Pertama, memberi informasi atau memberitahukan sesuatu. Kedua, memberi hiburan atau menggerakkan hati. Memberi informasi atau memberitahukan sesuatu merupakan tulisan yang memiliki data dan fakta yang bisa dipertanggung jawabkan, disebut tulisan non-fiksi. Sebaliknya, memberi hiburan atau menggerakkan hati merupakan sebuah tulisan yang berangkat dari imajinatif penulis yang memang sifatnya menghibur, disebut tulisan fiksi. Lalu bagaimana semisal ada tulisan fakta tapi ditulis secara naratif? Perpaduan ini disebut sebagai Faksi. Faksi terbagi menjadi dua topik penulisan, pribadi dan catatan. Pribadi biasanya berbentuk tulisan biografi, autobiografi dan memoar. Sedangkan catatan berupa feature dan kisah nyata. Klasifikasi Turunan Fiksi adalah sebuah tulisan yang dikarang dengan imajinasi penulis baik dari tokoh, alur cerita, tempat sampai konflik di dalamnya. Non Fiksi adalah sebuah tulisan yang bersifat fakta dan ada data hasil riset penulis yang bisa dipertanggung jawabkan. Faksi adalah sebuah tulisan fakta yang dibawakan secara naratif yang bertujuan untuk membangun dan memperkuat suasana, tempat dan konflik dari sebuah topik tulisan. Jika sudah mengetahui jenis tulisan, selanjutnya penulis akan lebih cepat dan mudah menerapkan idenya meski diterapkan ke dalam tiga jenis tulisan sekaligus.

Klasifikasi Jenis Tulisan

Pola pikir yang benar adalah mengetahui proses penulisan terlebih dahulu, baru kemudian mempelajari jenis-jenis tulisan. Oleh karena itu, tulisan ini tidak direkomendasikan sebelum penulis memahami proses sebuah penulisan yang baik dan benar.

Klasifikasi soal tulisan sudah banyak dicetuskan dengan argumentasi dan sudut pandang yang berbeda-beda. Klasifikasi tulisan menurut Weaver terbagi menjadi empat bagian yaitu eksposisi, narasi, deskripsi, dan argumentasi.

Klasifikasi induk

  1. Eksposisi adalah tulisan yang mengandung sejumlah pengetahuan dan informasi secara singkat, padat, akurat dan mudah dipahami.
  2. Narasi adalah tulisan yang terdiri dari rangkaian waktu atau kejadian, motif, konflik, sudut pandang dan pusat minat atau aksi.
  3. Deskripsi adalah tulisan yang menyampaikan ide utama dengan menggambarkan objek, tempat dan peristiwa dengan sangat rinci.
  4. Argumentasi adalah tulisan yang dipakai untuk membuktikan kebenaran suatu pendapat menggunakan data sebagai alasan.

Empat klasifikasi di atas inilah yang menjadi dasar dari lahirnya sebuah tulisan penulis. Namun pertanyaanya, Bagaimana cara penulis mengimplementasikan empat klasifikasi tersebut menjadi sebuah tulisan yang paripurna?

Untuk menjawab pertanyaan ini Bambang Trim dalam bukunya “Menulis Saja” memecahkan klasifikasi menjadi dua; klasifikasi induk dan turunan. Pemecahan ini bertujuan untuk memfokuskan tulisan penulis dari tujuan dan isi konten. Penulis biasanya memiliki dua alasan kenapa mereka harus menulis. Pertama, memberi informasi atau memberitahukan sesuatu. Kedua, memberi hiburan atau menggerakkan hati.

Memberi informasi atau memberitahukan sesuatu merupakan tulisan yang memiliki data dan fakta yang bisa dipertanggung jawabkan, disebut tulisan non-fiksi. Sebaliknya, memberi hiburan atau menggerakkan hati merupakan sebuah tulisan yang berangkat dari imajinatif penulis yang memang sifatnya menghibur, disebut tulisan fiksi.

Lalu bagaimana semisal ada tulisan fakta tapi ditulis secara naratif? Perpaduan ini disebut sebagai Faksi. Faksi terbagi menjadi dua topik penulisan, pribadi dan catatan. Pribadi biasanya berbentuk tulisan biografi, autobiografi dan memoar. Sedangkan catatan berupa feature dan kisah nyata.

Klasifikasi Turunan

  1. Fiksi adalah sebuah tulisan yang dikarang dengan imajinasi penulis baik dari tokoh, alur cerita, tempat sampai konflik di dalamnya.
  2. Non Fiksi adalah sebuah tulisan yang bersifat fakta dan ada data hasil riset penulis yang bisa dipertanggung jawabkan.
  3. Faksi adalah sebuah tulisan fakta yang dibawakan secara naratif yang bertujuan untuk membangun dan memperkuat suasana, tempat dan konflik dari sebuah topik tulisan.

Jika sudah mengetahui jenis tulisan, selanjutnya penulis akan lebih cepat dan mudah menerapkan idenya meski diterapkan ke dalam tiga jenis tulisan sekaligus.