Sebagian besar penulis mengawali kegiatan menulisnya dari adanya kegemaran atau kebiasaan membaca. Kegiatan membaca juga memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan menulis seseorang. Semakin banyak seseorang membaca, maka semakin baik pula tulisannya. Selain itu, banyak pengetahuan yang didapatkan dari membaca, yang kemudian bisa melahirkan ide dan diwujudkan dalam sebuah tulisan.
Jika membaca adalah salah satu kegiatan yang dapat melancarkan ide dan berpengaruh positif dalam proses penulisan karya, maka ada hal lain yang akan menghambat karya tersebut untuk diselesaikan. Writer’s block adalah salah satu penghambat yang dimaksud. Writer’s block atau istilah ilmiahnya adalah cognitive blocking merupakan istilah yang menggambarkan suatu kondisi saat penulis tidak dapat menuliskan apa pun.
Sadar atau tidak sadar, penulis pasti akan mengalami writer’s block. Hal ini bukan berarti penulis tidak lagi memiliki keinginan untuk menulis, melainkan penulis merasa gagal dalam menghasilkan suatu tulisan dan tidak dapat menuliskan apa pun. Penulis yang mengalami writer’s block biasanya akan menjadi kurang fokus, tersendat-sendat dalam berpikir, merasa kehabisan ide, sulit berkonsentrasi, pikiran kosong, bahkan bisa stres dan frustasi.
Berikut beberapa penyebab terjadinya writer’s block.
Pertama, kekurangan informasi. Sedikitnya informasi yang dimiliki penulis akan menciptakan kebuntuan dalam menyelesaikan tulisan.
Kedua, ketakutan. Ketakutan seperti tidak dapat menciptakan karya yang bagus, takut terhadap kritik, atau ditolak penerbit bisa menyebabkan hilang fokus dan sulit melanjutkan tulisan.
Ketiga, perfeksionis. Selalu merasa kurang dan menginginkan kesempurnaan dalam tulisan yang dibuat, malah akan membuat penulis sulit menulis apa pun.
Keempat, terlalu banyak mengkritik diri sendiri. Tindakan selalu membandingkan tulisan sendiri dengan orang lain adalah salah satu bentuk mengkritiki diri sendiri. Hal ini akan membuat penulis merasa tidak puas dengan tulisannya dan merasa tulisannya tidak cukup baik.
Kelima, mengalami kelelahan fisik, emosional, dan mental (dikenal juga dengan istilah burnout) karena stress berlebih dan berkepanjangan akan membuat beban kerja menjadi terlalu berat, sehingga penulis sulit melanjutkan tulisannya.
Keenam, tekanan dari pihak luar yang memaksa untuk menulis. Tekanan dari luar yang memaksa untuk menulis hanya akan berbuah kemampetan ide dan perasaan tidak nyaman untuk melanjutkan tulisan.
Kondisi writer’s block ini bersifat sementara, tapi akan berkepanjangan jika tidak diatasi dengan tepat. Jika dibiarkan terus-menerus, maka besar kemungkinan penulis akan mengambil istirahat panjang untuk pulih kembali. Lantas, bagaimana agar penulis bisa keluar dari kondisi writer’s block? Ada banyak cara yang bisa dilakukan.
Cara mengatasi writer’s block.
Cobalah untuk melakukan kegiatan lain selain menulis untuk menciptakan ide baru. Kegiatan seperti berdiskusi, mengunjungi museum, menonton film juga bisa menjadi pintu masuk alternatif informasi baru.
Ambil waktu rehat dari kegiatan menulis untuk sementara. Waktu rehat ini bisa diisi dengan kegiatan yang memanjakan diri, seperti tidur, menikmati camilan, pergi ke tempat makan yang sedang digandrungi banyak orang, berekreasi, atau sekadar berbincang santai dengan orang-orang terdekat. Sebisa mungkin buatlah diri menjadi santai dan segar kembali.
Rutinlah melakukan kegiatan yang mampu memulihkan fisik maupun psikis, seperti berolahraga atau meditasi. Jaga pola makan dan jam biologis tubuh juga penting dilakukan agar terhindar dari stres.
Carilah tempat yang nyaman untuk menulis. Jika tempat yang biasa digunakan untuk menulis dirasa sudah membosankan dan tidak lagi memberikan kenyamanan, maka pindahlah ke tempat dengan suasana baru. Alam terbuka, kedai kopi, taman, dan perpustakaan bisa menjadi tempat berikutnya untuk melahirkan karya-karya baru yang lebih baik.
Menulis bebas. Mengapa harus tetap menulis walaupun sedang mengalami writer’s block? Menulis bebas mampu melepaskan penulis dari kebuntuan atau keterbatasan ruang kreasi.
Mengatur kembali waktu menulis. Jika terbiasa menulis di pagi hari, maka cobalah mengubahnya ke malam hari. Inspirasi atau ide kreatif yang cemerlang sebenarnya muncul ketika kamu tidak berada dalam kondisi terbaik, seperti di malam hari saat menjelang tidur.
Sangat wajar memang bagi penulis mengalami writer’s block. Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk memahami penyebabnya dan segera menemukan cara terbaik agar terlepas dari kondisi writer’s block ini.